-->

ASA DAN HARAPANKU

ASA DAN HARAPANKU - Semenjak perkenalan aku dengan miftah,tak pernah aku puas dengan sikap yang selama ini aku dapatkan.Dari kediamannya, dari cara dia berbicara, dari dia menemani jalan yang sering kudapatkan cuma kedongkolan hati.Hanya rasa kesal,dan sesal. 

Aku ingat dimana aku pertama ke main ke rumah nya.Dengan menggunakan sepeda ontel,kukayuh dengan semanagat demi bertemu dengan dia. Saat itu jangan kan sepeda motor, sepeda kayuh pun aku dapat dari pinjam. Sungguh hal yang tak pernah aku lakukan untuk seorang wanita, tapi biarlah karena memang begini lah aku. 

Sehabis sholat jumat,saat itu suasana hari sangat panas, jarak rumah aku dengan dia sekitar delapan kilo meter. saat itu aku benar-benar dibutakan,dibutakan karena sikap pendiamnya dan karena sikap jaim nya terhadapku.

berkata dalam hati ku untuk tak akan menyerah untuk mendapatkan serpihan cinta darinya. Aku masih seorang taruna, seorang yamng memiliki rasa juang tinggi,yang tak pernah menyerah dengan keadaan, yang tak minder dengan penampilan, dan tak pernah takut dengan perasaan. Sekali layar berkembang pantang bagiku untuk diturunkan.ombak dan gelombang bagiku adalah makanan sehari-hari. kukayuh lagi sepeda itu dengan semangat, sambil sesekali mendendangkan lagu.

Akhirnya sampai juga aku didepan rumahnya,untuk mendapatkan alamat rumahnya aku harus memaksanya. Ku taruh sepeda dan kurapikan sebentar kaos yang bertuliskan Islam not teroris.

Kupandangi tulisan tersebut,terpikir oleh ku apakah pantas aku main kerumah dengan pakaian seperti ini. Ah,yang penting aku sopan saja. Dengan langkah pasti aku datangai pintu rumahnya,nampak disamping teras ada beberapa anak laki-laki lagi berkumpul sambil bermain gitar,mereka menatap ku dengan tatapan tidak bersahabat. Aku cuekin saja selama mereka tidak menyakitiku. 

Ku ketuk pintu dan ku ucapkan salam, belum selesai salam yang ketiga ketika aku mau mengetuk pintu lagi,pintu itu terbuka dan nampak sosok yang aku harapkan. Jantung ku berdetak kencang dan aku membisu sebentar. 

Baru kali ini aku melihat miftah tanpa memakai jilbab. Rambut yang terurai panjang dan senyum manis menyambut kedatangan ku, disaat aku sedang menikmati kebisuan akupun dipersilahkan masuk. Ku ulurkan tangan dan kutanya kabarnya. Dia menjawab dengan lembut suaranya. Aku tersenyum, sekilas aku melihat sosok miftah yang keibu-ibuan,sikap kedewasaan yang terpancar itulah yang selama ini aku cari.

Sungguh setelah sekian lama mengenalnya bukanya kebahagian tapi rasa tidak pernah dianggap itulah yang membuat aku tersiksa,selama ini aku percaya akan kekuataan cinta,tapi kini luntur dengan sikap yang dia perlihatkan dihadapan ku.Pernah aku berpikir untuk meninggalkan miftah,tapi hati kecil berkata aku tak bisa untuk meninggalkannya.

Alasan yang begitu kuat agar tidak meninggalkannnya adalah bahwa aku harus konsisten dengan apa yang aku ucapkan, dulu aku pernah bilang bahwa aku sangat mencintainya,aku sangat berharap agar bisa hidup dengan miftah. Tetapi bila melihat sikapnya aku jadi ragu untuk bersama nya. 

Selama ini tak ada rasa keterbukaan dalam dirinya,apa yang dia rasakan tak pernah aku tahu.Sedangkan aku berusaha untuk bersikap Care. Kususul dia ketanggerang,kucari dia dengan pengorbanan keringat. setelah ketemu sikap acuh yang ia perlihatkan.aku tetap terima,aku menunggu berjam-jam didepan perusahan dia kerja,aku bisa tahan. Tetapi aku minta kamu untuk jujur biar aku semakin kuat dan yakin akan cinta kita.

Permasalah cinta terkadang sangat menyesakkkan dadaku. Dari Orang tua, komunikasi dan cemburu. Orang tua yang selama ini membesarkan ku berharap agar aku bisa menemukan pendamping hidup yang boleh di bilang cukup secara materi,dan jalan satu-satunya bagi mereka adalah dengan menjodohkan aku. Orang tua masih mengharapkan agar aku bisa melanjutkan pendidikan,beban yang berat aku tanggung.

Aku mau dijodohkan dengan seorang anak pengusaha makanan yang memiliki omset besar. Selain itu kita juga bertetangga, dan aku disuruh untuk melakukan pendekatan. Pertama aku menolak tentang perjodohan itu. Baru pertama aku menolak kehendak orang tua, aku jelaskan bahwa aku punya seorang wanita yang selama ini aku cinta.Di suatu malam aku duduk berdua dengan Abah, Abah panggilan aku pada bapakku.Abah mulai pembicaraan " Sam, gimana kalau kamu abah jodohkan dengan vivi anak nya bapak abdul"
"Kenapa harus dijdohkan,dan kenapa juga dengan putrinya bapak abdul"

"Mana ada orangtua yang mgnginginkan anak nya tak bahagia, Memang selama ini Abah kurang dalam hal memberi perhatian sama kamu, Abah banyak salah karena tidak selamanya memberi apa yang kamu inginkan. 

Tetapi memang kondisinya seperti ini, Alasan kenapa kamu mau Abah jodohkan karena abah mau kamu bisa kecukupan dalam hal materi, dan bisa memberi pendidikan yang lebih baik untuk kamu, dan anak-anak kamu nanti. Abah menyesal tak bisa menyekolahkan kamu lebih tinggi. 

Selain itu Abah ingin agar kamu tidak pergi terlalu jauh. Kamu lihat orang tua yang ditinggal anaknya itu, Bagaimana merana orang tua yang kangen akan pingin ketemu anaknya, yang ingin menjenguk cucu nya bila posisi nya jauh."

Aku hanya terdiam sesaat mendengarkan omongan Abah"tapi bah,Selama ini aku punya pacar.Namanya miftah aku sudah lama dengan dia. Hubungan aku dimulai dari aku masih kelas 2 Supm sampai aku seperti ini, dari aku masih pengangguran sampai aku sudah kerja"

"Memang apa yang kamu tahu tentang cinta, Banyak orang dibodohi tentang cinta. Abah dulu mencintai ibu kandungmu,tetapi apa yang Abah dapatkan hanya perpisahan.Kini kamu satu-satunya harapan Abah,dimana kamu yang akan menjunjung abah disaat terpuruk. 

Apa kamu pernah melihat orang yang bertengkar karena anak yang tak ada susu, pernah kamu melihat orang yang kelaparan tak ada sesuatu yang dimakan, lalu kemana cinta itu, apa cinta akan datang disaat kamu menemuhi permasalahan kebutuhan,apa kamu mau makan cinta" 

Dengan raut muka yang sedih abah bercerita tentang perpisahan nya dengan ibu kandung ku. Aku pun tak tahan mendengarnya" yah sudah bah,kalau memang itu jalan bagi ku maka aku akan menerimanya tanpa menyesal. 

Jad i seorang anak laki-laki dan terlahir di keluarga yang kurang mampu terkadang sangat susah, terkadang pula kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang berat. Pilihan yang membuat kita selalu tak lelap untuk tertidur.

Begitu banyak pilihan dari hal memilih pendamping hidup,aku harus mencari wanita yang cantik tetapi kurang dalam berpikir,manja atau aku harus memilih yang tajir,kaya tetapi kurang cantik dan dalam hal pergaulan sangat kurang. 

Terkadang pula aku dihadapkan dengan masalah aku harus cepat menikah atau memilih karier. Ah,,biarlah semua berjalan seperti matahari yang berganti dengan rembulan ,malam berganti siang dan seterusnya akan seperti itu.

Aku tak pernah mempermasalahkan dalam hal memilih yang jadi beban aku selama ini bagaimana aku harus menjalani itu semua. Tak cuma sebatas menentukan pilihan, melainkan pada menjalani hidup sesuai dengan keputusan yang telah aku buat.Lalu apa yang harus aku lakukan, aku cuma bisa terus bersabar dan bersabar. 

Cinta ini sungguh tak aku mengerti. Kita tak sering bertemu, lalu dengan apa kita akan bisa saling percaya. Walaupun mulut ini berkata akan setia tetapi dalam hati aku merasa kurang yakin dengan dirimu. 

Kini terbukti juga bahwa dirimu yang tak setulus mencintai aku, kamu tak sabar untuk aku memperkenalkan dirimu pada orang tuaku. kamu tega meninggalkan aku,walau sebenarnya kepergian mu tak begitu membuat aku kecewa.

Selamat tinggal,semoga kamu bisa berbahagia dengan siapa yang telah kamu pilih. Biarlah aku terus melangkah, mengejar sebuah asa. Dan aku akan terus berlari untuk temukan tentang arti cinta.

Aku akan membuka harti ini untuk beribu cinta yang belUm aku genggam. Ku tak kan leleh untuk terus berjuang demi setitik harapkan.Yah memang apa yang kita cintai tak selamanya bisa kita miliki,tetapi kita bisa cukup dengan mencintai sudah berbahagia.Apa yang telah digenggam kadang bisa terlepas begitu saja. Kadang aku tertawa,bersedih,menangis bilamana mengingat masa kita bersama.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "ASA DAN HARAPANKU"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel