Aksi Konyol 412, Pemborosan uang, Pelanggaran dan Pembuat masalah Baru
sebagai orang yang
sehari2 banyak duduk di depan komputer, saya hanya ingin menyampaikan fakta ini
kepada teman2... saya mencoba untuk menelusuri twitter salah satu tokoh 412...
namanya Guntur Romli... dari tadi pagi beliau sangat aktif membagikan twit dan
foto2 keramaian di parade kebhinekaan 412... saya pun kemudian mengalihkan
pandangan ke akun twitter AA Gym... yang tentu saja dengan berbagai twit 212
nya... dan dengan sangat gamblang saya menemukan perbedaan...
dalam dunia sosial
media, fitur like, share dan comment merupakan indikasi antusiasme pada sebuah
thread... meskipun kita juga menemukan banyak para pengagum rahasia atau secret
reader... tetapi dari penampakkan kasat mata, saya menemukan fakta bahwa orang
yang ngeLIKE, ngeSHARE status AA Gym LEBIH BANYAK dibandingkan status Guntur
Romli...
kehadiran Partai
Politik Pendukung Ahok menjadi bukti bahwa parade 412 sangat sarat dengan
kepentingan politik... BACALAH Undang-Undang pilkada Ayat (2) pasal 191...
isinya begini:
"jika parpol
dan atau gabungan parpol dengan sengaja menarik pasangan calonnya yang sudah
ditetapkan KPU maka pimpinan Parpol dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 24 bulan dan paling lama 60 bulan dan denda paling sedikit Rp 25 miliar
dan paling banyak Rp 50 miliar..."
teman2 sekalian,
ketika sebuah partai politik sudah memberikan dukungan, maka sekian sumber daya
mereka pertaruhkan untuk memenangkan kandidat yang mereka dukung. sumber daya
itu berupa sumber dana atau gelontoran uang dan juga penyediaan relawan, amunisi
kader dan penyiapan para saksi...
Tim Pemenangan
Anies-Sandi membeberkan untuk acara pelatihan saksi yang akan diterjunkan di
TPS-TPS dibutuhkan dana 3 miliar. Itu baru untuk pelatihan. Amplop selama
bertugas dan pasca bertugas pun tidak kalah banyaknya...
Pak Ahmad Muzani,
Sekjen Partai Gerindra menyebutkan:
"Di Jakarta ada
sekitar 14 ribu lebih TPS. Dalam hitungannya, untuk membiayai saksi di TPS saja
menghabiskan Rp 6 miliar. Angka itu berasal dari jumlah TPS dikalikan dua saksi
yang honornya Rp 200 per orang. Angka Rp 6 miliar itu di luar biaya pelatihan
saksi. Untuk pelatihan saksi paling tidak dibutuhkan Rp 3 miliar..."
Sementara untuk
total dana kampanye yang disiapkan pasangan Anies dan Sandi adalah 75 miliar
rupiah.
Pasangan Ahok-Djarot
sendiri disebut-sebut membutuhkan dana kampanye 50 miliar rupiah.
Teman2 sekalian..
Itu baru dana kampanye. Belum lagi fasilitas, kaos dan tali asih kepada paling
tidak 3,45 juta pemilh untuk memenangkan Pilkada. Angka 3,45 juta adalah
separoh dari 6.983.692 Orang Pemilih yang ditetapkan oleh KPUD DKI.. karena di
DKI, kemenangan harus 50% + 1. dan sudah jadi rahasia umum, dari sekian itu ada
yang melakukan transaksi jual beli suara... kalau 500 ribu aja masyarakat DKI
yang mau dibayar, dan masing-masing minta bayaran rp, 100 ribu, maka Tim
Pemenangan harus menyiapkan 50.000.000.000 (50 miliar).
Sebenarnya itu uang
yang kecil bagi pengusaha-pengusaha elite di negeri ini. Tetapi Partai Politik
yang sebenarnya tidak punya pemasukan dana yang jelas, tentu harus memutar otak
untuk menyiapkan dana pemenangan yang kalau dikalkulasikan bisa mencapai ratusan
miliar.
Dana itu sangat
susah kalau diharapkan dari sumbangan kader. Maka dicarilah sponsor dari
pengusaha. Tentu saja, kalau uang sudah diterima, pesan sponsor harus pula
ditayangkan...
Ketika melihat
kekalahan Ahok sudah di depan mata, dimana berbagai survey memperlihatkan angka
elektabilitas Ahok terjun bebas sampai 13% dan sekarang malah disalib sama
Agus, tentu saja Partai Politik pendukung Ahok (PDIP, Golkar, Hanura dan
Nasdem) tidak bisa tinggal diam. Apalagi mereka melihat fenomena penurunan
elektabilitas itu terjadi sangat signifikan setelah aksi 411... Kemudian
semakin dihantam oleh Aksi 212...
Para petinggi
partai2 itu semakin gamang, galau dan was-was... Mereka butuh loncatan ampuh
untuk mengembalikan marwah dan pesona Ahok di tengah2 masyarakat...
DAN MAU TIDAK MAU,
SETUJU ATAU TIDAK SETUJU, AKSI 412 harus dihelat sehebat, se-spektakuler dan
SECEPAT mungkin... TERSERAH HARUS MENGHABISKAN UANG SEBANYAK APAPUN DEMI
MENGHADIRKAN MASSA YANG SETARA AKSI 212.
sayapun kemudian
mencoba mencari-cari sesungguhnya 4 Desember itu berkaitan dengan momen apa??
Beberapa sumber mengatakan tanggal 4 Desember adalah Hari Artileri. Sumber lain
menyebutkan, pada 4 Desember (1976) Hasan di Tiro dan pengikutnya mengeluarkan pernyataan
melawan pemerintah Indonesia melalui organisasi Aceh Merdeka....
SAYA TIDAK MENEMUKAN
REFERENSI YANG MENYATAKAN ADA HUBUNGAN ANTARA 4 DESEMBER DENGAN MOMEN-MONEN
KEBHINEKAAN DI REPUBLIK INDONESIA TERCINTA INI...
Sehingga saya
berkesimpulan bahwa Aksi dadakan ini hanyalah upaya agar Partai Politik2
pendukung Ahok tidak kehilangan momentum dan bisa meminimalisir ekses serta
pengaruh Aksi Super Damai 212 yang telah menggetarkan hati sebagian besar
masyarakat Indonesia dan telah menjadi pemberitaan berbagai media
internasional. Gelinding bola panas inilah yang dengan sekuat mungkin coba
dipadamkan oleh Partai-Partai Pendukung Ahok.
Yang lebih
mengherankan lagi, TIADA ANGIN TIADA HUJAN, BERBAGAI KEMENTERIAN, KANTOR DAN
PERUSAHAAN SWASTA BURU-BURU MEMBUAT INSTRUKSI KEPADA KARYAWANNYA UNTUK IKUT
PARADE 412. BERBAGAI GRUP KESENIAN DAERAH, ARTIS DIKONTAK DENGAN BAYARAN
MENGGIURKAN... MASYARAKAT DIIMING-IMINGI AMPLOP DAN BERBAGAI HADIAH.
Dan entah berapa
pula biaya untuk Parade 412 yang secara vulgar menunjukkan sisi politisnya itu.
Dan saya tak tahu, berapa pula anggaran negara yang tersita untuk KEEGOAN PARA
PETINGGI PARTAI PENDUKUNG AHOK ITU..
( Tulisan dari ICMI JOGYAKARTA, Alumni UGM )
0 Response to "Aksi Konyol 412, Pemborosan uang, Pelanggaran dan Pembuat masalah Baru"
Post a Comment