-->

TAX AMNESTI PAJAK,NEGARA PACEKLIK BANYAK UTANG DAN AMBISI PEMIMPIN

Mumet
Amnesti pajak menjadi salah satu jalan agar negara mendapatkan tambahan penghasilan untuk menunjang pembangunan di indonesia.

Pembangunan boleh boleh saja asal tidak di paksakan dan merugikan yang lainnya. Karena sudah banyaknya utang yang menumpuk dan yang lebih sadis lagi mencari uang untuk membayar hutang. Fenomena ini sudah menunjukan bahwa negara yang kaya raya ini benar benar sudah jatuh miskin. Gali lubang tutup lubang menunjukan bahwa ketidak becusan dalam mengelola negara ang begitu kaya.



Persoalan tax amnesi hanya diuntukan bagi pengusaha pengusaha yang jelas jelas sudah menipu negara. Sedangkan apabila kita berfikir kebawah bagaimana rakyat kecil yang terlambat bayar pajak kendaraan bermotor pun harus kena denda. Lucu memang negara ini.

Tax amnesti hanya kepentingan sesaat bahkan kebijakan ini hanya sangat kecil pengaruhnya terhadap peneerimaan negara. Seharusnya negara bisa lebih mengoptimalkan kembali pungutan pajak tanpa harus memberi ampunan untuk pengemplang dan penipu pajak. Apalagi ruang lingkup tax amnesti tidak memberi ampunan hukuman terhadap pengemplang pajak jelas para wajib pajak juga mikir dua kali untuk ikut program tax amnesti.

yang jelas stop utang. Negara kita harus berdikari dan mandiri di kaki sendiri. Utang menjadikan kita seperti sapi perahan bangsa lain. Kita seperti belum merdeka karena kita masih di jajah oleh utang dan ekonomi. Kita belum merdeka karena bangsa kita masih miskin dan di bodohi terus menerus oleh elite elite yang mementingkan dirinya sendiri. Kalau tidak becus atur negara ini seharusnya mau untuk berbicara dengan ahli ahli ekonomi di indonesia.

Sekali lagi stop utang.. kalaupun mau tax amnesti maka rakyat kecil juga di berikan tax amnesti mengenai tanah dan bangunan nya dan mengenai kendaraan bermotor yang harus setiap tahun di bayar.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "TAX AMNESTI PAJAK,NEGARA PACEKLIK BANYAK UTANG DAN AMBISI PEMIMPIN"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel