-->

Derita indonesia di Piala AFF

Kutukan indonesia yang selalu menjadi runner up disetiap turnamen AFF belum berakhir. Bahkan pada final piala AFF tahun ini indonesia harus berakhir dengan kekalahan dan harus menjadi runner up yang ke enam kali. Enam kali final, enam kali runner up.

Ada masalah pada pembinaan karierndi sepakbola. Dimana sepak bola indonesia belum benar benar profesional. Sepak bola masih digunakan sebagai kepentinan politik dan aset ekonomi bagi segelintir orang. Bahkan yang menyedihkan sepak bola kita masih di kuasai oleh mafia dari malaysia. Karena mafia dari malaysia inilah yang mampu mengendalikan sepak bola indonesia dengan judi bolanya.

Kekalahan indonesia di final piala AFF 2016 menjadi kesedihan indonesia di akhir tahun. Kesedihan yang bertambah dengan melihat kondisi indonesia yang belum membaik baik dari segi ekonomi, politik dan rasa nasionalime kita. Apakah masih kita biarkan kondisi indonesia selalu seperti itu.?

Sungguh sakit dan sedih melihat kekalahan Timnas indonesia di ajang AFF. Sekali lagi untuk pemerintah yang telah berjanji akan membawa Timnas ke piala dunia. Ga usah dah muluk muluk bikin janji seperti itu. Di kawasan Asean juga kita masih menjadi pecundang. Dasar pemimpin pencitraan. Janjinya cuma pencitraan. Nonton bola hanya di jadikan alat mendongkrak popularitas. Segaimana masuk gorong gorong sebagai bentuk pencitraan agar terlihat merakyat.

Revolusi di tubuh timnas, di mulai dari revolusi di pemerintahan. Dimana apabila selama ini sepak bola yang jelas jelas sebagai pengikat rasa nasionalisme dan kebhinekaan sepertinya juga mau di kikis agar kepentingan kepentingan para aseng dan asing bisa lancar menguasai indonesia.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Derita indonesia di Piala AFF"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel